Aku dan Putih Abuku


Putih abu-abu disebut-sebut sebagai masa yang paling indah, masa-masa peralihan di remaja menuju dewasa. Masa putih abu-abu memanglah masa yang paling susah dilupakan. Banyak kejadian yang tak terduga di masa ini, mulai dari drama ngompot pelajaran, jam kosong, kekonyolan, persahabatan, sampai drama cinta monyet. Hayooo siapa nih yang korban cinta monyet? Semua terlukis di dalam sejarah kita saat remaja. Nah, dan yang paling aku suka adalah ngompot pelajaran alias dispen.

Sedikit cerita tentang aku dan MAN 1 Tuban

Sebelumnya, perkenalkan aku Putri Kusuma Cahyaning Gusti Rohmatillah Asfandi, biasa dipanggil Putri. Tapi ada juga yang memanggilku Icha, Kusuma, Gusti. Bahkan ada juga yang memanggilku dengan sebutan “Cagar Alam”, karena singkatan namaku itu C.G.R.A. Ya sudahlah, yang penting aku kalau dipanggil yaa nengok. Hahahaha

Aku, siswa MAN 1 Tuban kelas 12 Mipa 3. Aku sebenarnya bukan penduduk asli MANESA, karena aku anak pindahan dari MAN 1 KOTA Malang. Alasan aku kembali ke kota asalku karena masalah kesehatan. Memang aku dari TK besar memang punya penyakit alergi akut dan sinusitis. Bawaan alergi rupanya dari gen Papa.

September 2019, akhirnya aku resmi menjadi keluarga Manesa (MAN 1 Tuban). Aku merasa sangat beruntung bisa diterima baik oleh warga Manesa. Dan disini lah kisahku dimulai.

Teringat sekali hari pertama aku masuk Manesa, aku diantar oleh seorang guru fisika ke sebuah kelas yang terletak di pojok barat lantai 2 MAN 1 Tuban. Aku melihat kanan kiri atas bawah, apa benar aku akan sekolah disini? Tiba-tiba ada teman aku SMP yang menyapaku, “Cha, kamu pindah disini? Kok gak bilang ke aku.” Ku jawab dengan senyuman Bahagia, ternyata ada temanku yang bersekolah di MAN 1 Tuban.

Di depan pintu kelas X MIPA 3, ku ambil nafas dalam-dalam, ku langkahkan kakiku, memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Aku terkejut, ternyata semuanya menyambutku dengan sangat baik. Aku mendapatkan suasana baru, teman baru, dan juga guru baru. Hal yang paling aku ingat itu kita mengerjakan tugas berjamaah, menggibahin orang, cerita horror, bahkan izin ke toilet lama karena memilih toilet yang jauh sekali dari kelas pojok kita. Aku sangat merindukan masa-masa indah ke kelas X. Namun, kehendak Tuhan sangatlah mendadak. Aku dipisahkan dengan teman-temanku di pertengahan bulan Maret 2020 karena wabah COVID-19. Disinilah, kita tidak bisa melakukan kebiasaan bodoh itu lagi. Sedih rasanya.

Hampir 2 tahun aku di rumah saja, lebih tepatnya 17 bulan. Semua kegiatan mau tidak mau harus dikerjakan di rumah. Zoom, E-Learning, Google Classroom, Whatsapp, Google Meet semua ini yang selalu menemani keseharianku di rumah. Mungkin dari kalian pasti bosan, jenuh, pusing, iya kan? Sama aku juga. Semua murid dituntut untuk paham materi yang diberikan oleh guru lewat aplikasi itu. Terkadang aku juga bingung harus memahami materi dari mana. Tidak ada penjelasan materi, tidak ada tatap muka, dan juga tidak ada kepastian. Sedih kan? Kan? Kan? Iya iya lah sedih banget. Padahal aku ingin komunikasi dengan guru dan teman-teman. Tapi ya sudahlah, aku tetap menjalani kehidupan ini dengan sabar, ikhlas, dan juga sedikit terpaksa.

Kisahku di kelas XI tidak tercoret di dalam sejarahku. Semua masa kelas XI sirna, padahal banyak yang mengakatan jika masa terindah dan terburuk kita semua terukir di kelas XI. Masa peralihan dari yang polos pake banget jadi kakak kelas yang sombongnya minta ampun. Eh, tapi apa yang mau disombongin, kan kita aja gak pernah ketemu adek kelas huhuhuhu. Semua karena COVID-19, merenggut semua hak yang seharusnya aku dan teman-teman rasakan.

Setelah penantian yang amat Panjang dan penuh ketidakpastian ini, akhirnya teapt di bulan Juli 2021, aku dipertemukan kembali dengan teman-temanku di jenjang kelas 12. Ehm, ternyata aku sudah tua yaaa, sudah jadi The Real Kakak Kelas. Sombong dikit boleh lah yaaa.

Diawal pertemuanku dengan teman-teman, kita heboh sehebohnya kayak gak ketemu selama 7 abad saja. Kita melepas rindu yang terpendam sekian lama. Duhai bahagianya aku bisa bersama temanku lagi.

Nah, di jenjang ini aku memiliki julukan yang amat epic. Aku diberi julukan Queen of Dispents. Kalian tahu kenapa aku diberi julukan itu? Karena aku jarang sekali ada di kelas dan juga hampir semua absensiku terisi dispen. Jadi ya tidak kaget aku diberi julukan itu, hahahaha. Tetapi aku dispen pun punya alasan yang jelas, seperti dipangil guru, Latihan untuk lomba, mempersiapkan kegiatan diklat, dan lain sebagainya. Ada satu bulan, dimana hampir setiap harinya aku tidak ada di kelas. Aku hanya menyetor tas dan buku di kelas, tapi ragaku di luar kelas. Saat itu aku sedang mempersiapkan lomba pidato tingkat Provinsi bersama rekanku. Dan alhamdulillah membuahkan hasil walaupun hanya juara favorit. Walaupun aku Queen of Dispents, aku tidak meninggalkan kewajibanku yaitu mengerjakan tugas sekolah.

Aku rasa di jenjang ini, banyak sekali lika-liku yang aku alami. Mulai dari senang hingga sedih. Senangnya, aku bisa lebih aktif di Manesa, bisa mengikuti kompetisi, bisa komunikasi lebih dekat dengan warga Manesa, dan masih banyak lagi. Namun sedihnya, sebentar lagi aku harus meninggalkan sekolahku tercinta. Aku harus melangkahkan kaki keluar untuk menghadapi kehidupan yang baru yakni kehidupan perkuliahan. Tak terasa, kisah putih abuku akhirnya akan selesai 4 bulan kedepan.

Sedih rasanya aku harus berpisah untuk kedua kalinya dengan teman-teman. Mungkin kita tidak dapat bertemu lagi. Kita semua akan disibukkan dengan permasalahan hidup kita kedepannya. Tepat hari ini 17 januari 2022, aku sampaikan beribu terima kasih kepada seluruh temanku, teman mainku, dan sahabatku. Terima kasih atas segala kisah kita selama periode putih abu ini, baik suka maupun duka. Terima kasih sudah mau bersamaku. Semoga kalian selalu Bahagia, sehat, dan impan yang kalian idamkan di masa depn akan tercapai. Terlebih juga, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh guru MAN 1 Tuban yang sudah membimbing dan menuntut saya ke jalan yang benar. Tanpa adanya Bapak dan Ibu guru, saya tidak bisa sampai di titik ini. Saya berharap bisa bertemu dan bertegur sapa dengan teman-teman dan para guru pada saat kita semua sudah sukses. Aamiin…

 

Untuk terakhir kalinya, aku sangat Bahagia bisa menjadi bagian dari warga Manesa yang hebat ini. Semua kenangan ini tidak akan pernah saya lupakan dan akan aku simpan baik-baik dalam hatiku. Izinkan aku mengukir indah semua kisah putih abu kita di kertas lusuhku. Kelak aku akan membaca kisah putih abuku dan flashback masa itu saat aku tua nanti.

Komentar